Minggu, 30 Desember 2012

Refleksi Akhir Tahun 2012

Bismillah.

Hari ini 31 Desember 2012. Meski bukan berarti saya merayakan tahun baru, namun sungguh saya kira tidak ada salahnya menjadikan akhir tahun, entah Masehi maupun Hijriah, sebagai satu "checkpoint" dalam hidup kita.

Sering kali saya, atau mungkin juga kita, selalu berencana, bersemangat membuat resolusi, bahwa di ujung tahun ini, kita akan menutup segalanya, segala yang baik ditutup dengan harapan akan lebih baik, yang buruk ditutup dengan rencana esok, tahun mendatang lebih baik.

Namun sering kali resolusi itu kandas, di tiga perempat tahun, setengahnya, seperempat tahunnya, atau malah di ujung bulan pertama tahun yang baru.
Kira-kira, sejak kita memiliki kesadaran yang utuh tentang hakikat usia, mungkin sekitar usia 14 atau 15 tahun kita sudah mulai menyadari makna waktu, dan usia.

Maka jika saat ini saya berusia 19 tahun, saya pernah memikirkan sebuah resolusi diri diujung tahun sebanyak empat atau lima kali. Lalu apakah resolusi itu berjalan mulus, terlaksana?
sayangnya.. saya harus kecewa, bahwa resolusi itu ternyata sering kali lenyap, luntur, hanya tinggal catatan-catatan yang memuatnya.


Sabtu, 10 November 2012

Kepala semut, atau ekor Singa?

Tadi aku mengikuti sebuah seminar kewirausahaan, dan ada sebuah ucapan yang menarik dari sang pemateri, yaitu Syammahfudz Ghazali, seorang entrepeuner muda peraih penghargaan MURI,
"lebih baik menjadi kepala dari seekor semut, dari pada ekor dari seekor singa" tidak banyak dijelaskan maknanya, saat tadi pemateri menyampaikannya dengan terburu karena dibatasi waktu.

Dari yang kupahami, menjadi kepala dari seekor semut, bisa diartikan dengan, tidaklah mengapa kita menjadi bagian dari seekor semut yang kecil, tapi menjadi bagian kepalanya, artinya kitalah yang sepenuhnya mengendalikan tubuh semut tadi, untuk bergerak meraih mimpi-mimpi kita, daripada menjadi bagian dari seekor singa yang gagah menyeramkan, namun hanya sebagai ekornya saja, apalah artinya? ekor yang selalu ikut kemana tubuhnya pergi.

semut kecil tadi maksudnya bisa perusahaan kecil yang kita miliki. Meski kita berada dalam perusahaan yang kecil, namun kitalah pengatur sepenuhnya bagaimana perjalanan perusahaan tersebut. kita bisa memiliki karyawan yang bisa kita berdayakan.

Singa, bisa perlambang sebuah perusahaan skala besar, terkenal, dan branding yang populer, namuun ternyata kita hanyalah seorang karyawan yang hanya bisa bergantung pada perusahaan tersebut. (emer)

sumber gambar : http://graphicslava.com/wp-content/gallery/lion-pictures/lion_sunset.jpg
Selasa, 06 November 2012

Cinta (lagi)

Cinta,
sudah ribuan buku menceritakannya
sudah berjuta lisan membicarakannya
sudah berjuta manusia memikirkannya
atau lebih

ya,
kita semua butuh cinta,
fitrah mencintai dan dicintai,
namun sebelum itu semua terjadi,
sudahkah kita mengerti prioritas cinta nomor satu yang tak ada sesuatupun boleh mengganggunya?

Maaf, terpaksa saya jadi ingat lirik sebuah lagu ^^

"Kini baru aku sadari,
cinta bisa hadir tanpa disadari
dengan perlahan tapi pasti
merasuk di jiwa ini
sejenak khilafku lupakan dia yang miliki diriku..."

(Ari Lasso - Seandainya)

mungkin maksud pembuat lagu, kata "dia" ini mungkin manusia. atau "kekasih"nya..
namun jika kita jadikan dia sebagai "Dia" mungkin inilah yang perlu kita garis bawahi,
cinta kepada manusia kadang bisa membuat kita lupa akan Dia yang memiliki kita,
yuk kita mencinta yang patut di cinta.. ^^

Dialah Allah, sobat..
yang bumi dan langit,
seluruh isinya bertasbih mengagungkanNya.. :)
Senin, 05 November 2012

Menanam Cinta

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim..

kawan,
Jika Allah mencintai seorang hamba... 


Berkata Abu Hurairah ra. bahwasanya Nabi Saw. bersabda:


Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia Ta’ala memanggil Jibril as. seraya berfirman:


“Sesungguhnya Aku mencintai si Fulan maka cintailah dia.”


Beliau Saw kemudian bersabda:



Maka Jibril as. pun mencintainya. Kemudian Jibril memanggil terhadap penghuni langit: ‘Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia’ Maka seluruh penghuni langit mencintainya. Kemudian di bumi ia diterima.

Apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia Ta’ala memanggil Jibril as. seraya berfirman:

“Sesungguhnya Aku membenci si Fulan, maka bencilah ia”

Lalu ia dibenci oleh Jibril as. Kemudian Jibril as memanggil penghuni langit: ‘Sesungguhnya Allah membenci Fulan maka bencilah kamu sekalian terhadapnya’

Kemudian Beliau Saw. bersabda : Kemudian ia di bumi dibenci oleh orang-orang.

[Hadits Qudsi.3.5_Ditakhrijkan oleh Al Bukhari, Muslim] [MZ74-79]
***************************************************

#apakah nama kita sudah disiarkan dipenjuru langit oleh Jibril, bahwa kita dicintai Allah ya?

ini cinta yg sesungguhnya,
yang lebih patut dikejar2 smpai kapanpun..

mungkin ini jadi postingan perdana dalam blog ini, agar penulis bisa slalu terobsesi meraih cintaNya,
mendakwahkan sdkit apa yg diketahui, mencoba ber Fastabiqul Khoirot :)

(rzq_)
Cinta oh cinta...
sumber foto : 25three.blogspot.com

5 November 2012