Senin, 11 Maret 2013

Secangkir Sore


Rintik bersuara menitik, perlahan menyudahi derasnya.
Sementara matahari sudah terlanjur tenggelam sebelum waktunya. 
Di balik awan-awan bergumpal berwarna kelabu.
Sore ini adalah sore yang dingin.
Sore kesekian kali di musim hujan ini.

Aku masihlah aku yang selalu duduk di depan mejaku, 
untuk menikmati secangkir sore.
Melamunkan senja yang selalu kelabu.
Yang memerahnya tak setiap waktu, adalah keberuntunganmu bisa memandangnya.
Di musin ini, musim hujan.

Sementara itu, untuk kesekian kalinya,
ada sebuah jalan yang selalu terlintasi dengan sengaja atau tidak
sebuah jalan di alam pikiran
membawaku loncat ke sana dan ke mari.
Memikirkan segala kemungkinan,
mempertarungkan praduga,
baik dan buruk.
Mengadu mereka dalam dua sangkar yang memiliki saluran semacam pipa penghubung.
Hati dan otak. Keduanya memiliki pipa penghubung.
Praduga prasangka itu hilir mudik bertarung melewati pipa itu.

Sore ini hujan baru berakhir.
Namun kuberitahukan lagi,
bahwa matahari sudah terlanjur tenggalam sebelum waktunya.
tak akan ada pelangi usai hujan sore ini.
juga sore-sore kebanyakan di musim ini.

Aku, dimejaku, 
dan secangkir sore.

M. Rizqon F.
Solo, 10 Maret 2013 

Jumat, 08 Maret 2013

Purnama


"Purnama, 25x30, rizqon art"
Di antara tiga puluh tiga purnama,
aku hanya memikirkan kala itu,
kala purnama yang itu hadir,
purnama yang entah akan hadir setelah berapa purnama lagi
entah itu purnama ke berapa nanti.


Saat telaga harus memantulkannya,
tak mungkin kukeruhkan airnya, 
ia akan senantiasa terus memantulkan purnama.
Membuat bulu kudukku merinding melihatnya,
menghitung-hitungnya.


Pernahkah kau bayangkan,ketika tanpa diminta
semua keping puzzle menyusun diri mereka sendiri
memperlihatkan segala sisi rupanya keseluruhan
bukankah itu sungguh menakutkan?


Di antara tiga puluh tiga purnama
di bulan-bulan sabit dan paruh penyambungnya,
semua selalu sama.
Sungguh menakutkan,
ketika purnama datang,
ia bisa bicara,
"Aku purnama ke tiga puluh empat"


Ketika gelar pengecut disemat tanpa acara
aku akan tetap seperti itu
tak berani bertanya
soal ikan-ikan pengitar pusaran
soal perahu-perahu yang membayangi
juga soal arus-arus dipersimpangan


aku mendaki gunung
melihat lebih dekat,
menantang, 
sempurna terpantul danau di atas sana,
mencoba berani,
menatap lekat
Purnama tiga puluh tiga


(M Rizqon F - 8 Maret 2013)
Senin, 04 Maret 2013

Tubuh Sehat = Mentalitas Sehat?

"Men sana in corpore sano. Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.” 


Demikianlah ungkapan dari filsuf barat yang sering kita dengar. Awalnya kita menyepakatinya. Tapi, sudahkah anda kritis? Apa benar pernyataan tersebut tepat?


Sekarang kita bisa mengingat, Jenderal Sudirman pahlawan bangsa kita, beliau sakitTuberculosis (TBC) hingga paru-parunya hanya berfungsi sebelah, lalu badannya tak kuat lagi berjalan, hingga harus ditandu sepanjang perjalanan dalam perang gerilya melawan agresi penjajah. Apakah jiwa beliau ringkih sebagaimana tubuhnya? Oh, tidak. Bahkan acungan jemarinya dipatuhi ratusan dan ribuan prajuritnya dengan hormat dan bangga.

Syaikh Ahmad Yassin, pendiri Hamas, Apalah arti seorang tua yang lumpuh dan buta sejak remaja, harus hidup dikursi roda? Ternyata beliau laksana singa bagi seekor domba. Tubuh renta rapuhnya ditakuti penjajah nomor satu, Israel yang memiliki jet dan Tank berteknologi tinggi.
Bahkan untuk membunuh beliau, Israel harus menyerangnya dengan rudal HelicopterApache saat beliau pulang sholat subuh dan akhirnya gugur dengan tubuh berantakan. Apakah jiwanya selumpuh raganya? Anda pasti tahu jawabannya.

Lalu, bukankah para koruptor, perampok, mafia, penipu, banyak sekali yang tubuhnya tegap wajahnya tampan mempesona, suaranya menggelegar atau lembut menyejukkan pertanda dirinya sehat sempurna. Apakah jiwanya sesehat dan semantap tubuhnya? Anda tahu jawabnya.
Men sana in corpore sano. Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.
Akhirnya ungkapan kaum materealistis ini runtuh seketika. Mereka hanya menghitung segala sesuatu dari fisik luarnya yang terlihat. Maka, raga bukanlah suatu ukuran.

Bagi kaum yang beriman dan bijaksana, tubuh sehat dan kuat merupakan anugerah untuk bisa berkarya lebih dan bermanfaat bagi sekitar, berjuang lebih keras. Sedangkan tubuh lemah sakit-sakitan adalah ujian penguji iman, dan penguat jiwa. Maka Bagi kaum beriman, kedua keadaan ini tak ada bedanya, sama-sama anugerah yang dapat bermanfaat dan disikapi dengan baik.

(rizqon-averbrain.net/ruangfachriza.com)

Surealisme : Melukis Mimpi, Adakah?



The Persistence of Memory, 1931
Mimpi indah apa yang masih teringat dalam memori otak anda hingga saat ini? Setiap orang memiliki mimpi indah sekaligus mimpi terburuk yang masih membayangi hingga saat dewasa meskipun mimpi tersebut terjadi saat masih usia kanak-kanak. Mimpi begitu abstrak, meski kadang memiliki alur yang begitu jelas, namun di alam mimpi kita banyak menemukan simbol-simbol yang tak bisa ditafsiri dengan mudah.

Kita bisa menceritakan mimpi kita pada orang lain, dengan berbagai ekspresi, menyenangkan, menyedihkan, atau sekaligus menghebohkan dan membuat panik dalam sebuah percakapan. Tapi, tidak bagi para seniman, mereka melukiskan mimpi dalam kanvas. Ya, mereka adalah para pelukis aliran surealisme.

Pelukis aliran surrealisme ini melukiskan bentuk-bentuk yang tak realistis atau tak sesuai kenyataan. Mereka melukis bermacam bentuk yang sering dijumpai dalam mimpi dan sebenarnya semua itu berasal dari tumpukan fikiran bawah sadar manusia. Pelukis surealisme biasanya membebaskan ide-idenya dari keterikatan logika seperti mengenai skala maupun proporsi dalam bentuk-bentuk yang dilukisnya. 

Bisa saja pelukis surealisme melukis pohon lalu menjadikan jam dinding sebagai dedaunannya, melukis kuda bersayap yang raksasa, melukis seseorang yang berleher panjang, sampai melukis seorang yang tidur melayang di atas lautan jeruk. 
Salvador Dali
 Salah satu tokoh yang terpopuler dalam lukisan beraliran surealisme adalah Salvador Dali dengan lukisannya yang terkenal berjudul "The Persistence of Memory" tahun 1931. Nah bagi anda yang suka menuliskan mimpi-mimpi tidur anda, cobalah sesekali untuk menorehkannya dalam bentuk lukisan atau gambar sederhana. Selamat mencoba! (Rizqon-averbrain.net)

Mengenal Lukisan Impresionisme

Lukisan-lukisan karya Claude Monet

Aliran Impresionisme dalam lukisan merupakan aliran lukisan yang sangat terkenal selain aliran naturalisme dan ekspresionisme. Aliran ini berkembang pesat di abad ke 19, yang berawal di Paris pada tahun 1860an. Nama Impresionisme pun bermula dari lukisan Claude Monet, yang berjudul, "Impression, Sunrise" atau dalam Bahasa Prancisnya adalah "Impression, soleil levant"Akhirnya seorang kritikus seni mengangkat nama ini sebagai sindiran. 

Ciri khas lukisan impresionisme adalah goresan yang kuat, warna-warna yang cerah, bahkan mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya, komposisinya terbuka, dan sangat menekankan pada aspek pencahayaan, dan subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu ditonjolkan, dan uniknya lukisan impresionisme terkadang memiliki sudut pandang yang begitu berbeda dan menarik. 
Salah satu lukisan Van Gogh yang paling terkenal (The starry night)

Anda bisa melihatnya dari lukisan di samping, lukisan impresionisme begitu memiliki ciri khas yang mudah diingat, sapuan-sapuan kuas yang cenderung pendek dan tidak mendetail pada objeknya, dan memiliki tingkat kecerahan yang tinggi, bayangan yang dihasilkan pun bukan murni warna hitam, tapi berasal dari campuran beberapa warna dasar yang dituakan. Beberapa pelukis terkenal yang beraliran impresionisme adalah Claude Monet dan Vincent Van Gogh. (Rizqon/tulisan tahun lalu/repost from averbrain.net)
Jumat, 01 Maret 2013

7 Alasan Mengapa Kita Harus Menebar Manfaat pada Sekitar

Nabi yang Mulia, Nabi Muhammad Saw. pernah mengatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada sesama. Tentu kita semua akan setuju, karena baik dari suku, bangsa, atau golongan apapun, pada dasarnya manusia memiliki kebaikan dalam dirinya, manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat baik pada orang lain dalam komunitas sosialnya. 

Karena kita tidak hidup untuk diri sendiri. Sungguh orang yang hidupnya hanya berorientasi pada kesenangan diri sendiri akan mengalami masa-masa bosan dan tertekan karena nafsunya tak pernah puas menginginkan banyak hal, sementara di sisi lain orang tersebut merindukan perhatian dan sapaan dari orang lain yang sulit dia dapat karena begitu mementingkan diri sendiri.

Jadi, mengapa kita perlu menebar manfaat?

1. Karena Allah telah banyak memberi nikmat kepada kita, 

dalam al-Qur'an surah al-Kautsar ayat 1-2, Allah berfirman "Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang sangat banyak. Maka dirikanlah sholat dan sembelihlah hewan kurban" Dalam firman tersebut Allah mengingatkan kita bahwa Allah telah memberikan kita nikmat yang begitu besar, dan sebagai balasannya manusia disuruh untuk melaksanakan perintah sholat dan menyembelih kurban. Imam Ibnu Taimiyah mengomentari ayat tersebut dengan berkata, "Allah mengumpulkan dua ibadah sekaligus, yaitu menunaikan sholat dan menyembelih hewan kurban. Inilah kombinasi ibadah mahdhoh dan ghoiru mahdhoh." menyembelih hewan kurban termasuk ibadah sosial, dimana dengan hewan terebut, kita memberi manfaat kepada sesama dengan dagingnya, kulitnya, dan sebagainya.

2. Bukti ketaatan pada Allah


Tujuan hidup kita sebagai manusia adalah beribadah kepada Allah dalam setiap keadaan.
"Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembahKu" (Adz-Dzariyat : 56)
dan salah satu caranya adalah melakukan amal-amal sholih yang tentunya amal-amal tersebut kita orientasikan kepada Allah agar tercapai tujuan penciptaan kita.

3. Mengikuti jejak para nabi dan orang-orang sholih terhadulu


sudah jelas tentu, saling menebar manfaat bukanlah tradisi belakangan ini, namun ini merupakan tradisi nabi-nabi terdahulu dan orang-orang sholih. Para nabi menebar manfaat dengan mau berkorban harta dan nyawanya demi tersebarnya ajaran Tauhid demi keselamatan manusia, para sahabat nabi menebar manfaat dengan berbagai cara, ada yang menyumbangkan strategi perang seperti yang dilakukan Salman al-Farisi dalam perang khondaq, ada sahabat yang membebaskan budak yang teraniaya, ada sahabat yang membeli sumur untuk kemashlahatan ummat, para Ulama menebar manfaat dengan rela berkorban harta dan nyawa melintasi berbagai bangsa untuk mencari ilmu dan menebarkannya, dan lain sebagainya. Bahkan, sejatinya alam dan seluruh isinya diciptakan untuk memberi manfaat pada manusia, lebah memproduksi madu yang jumlahnya jauh melebihi yang ia butuhkan, begitu juga susu pada hewan-hewan ternak, itu karena mereka diberi naluri oleh Allah untuk memberi manfaat pada manusia, begitupun bermacam hewan atau makhluk Allah yang lain.

4. Bentuk kepedulian


Rosulullah pernah bersabda, "Siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum Muslimin, maka dia bukan bagian dari mereka (Kaum Muslimin)" H.R. Baihaqi

5. Cara memuliakan diri sendiri


Memberikan yang terbaik untuk saudara kita sebenarnya adalah cara memuliakan diri sendiri. Ketika hidup kita hanya dipenuhi rasa ingin memenuhi semua kebutuhan pribadi, maka kita dikatakan pribadi yang kerdil. Namun jika hidup kita diisi dengan berbagai amal kebaikan yang bermanfaat bagi orang lain, tak hanya mementingkan diri sendiri, maka kita disebut sebagai orang yang besar, dan tentu saja itu berarti kita memuliakan diri sendiri dengan memberi manfaat.

6. Karena kita makhluk sosial 


Tak ada yang bisa memungkiri, bahwa kita tidak hidup sendirian di dunia ini. Kita saling memerlukan satu sama lain. bukankah ketika mata kita kelilipan, kita butuh teman untuk meniup mata kita? Bukankah semua keperluan yang kita beli merupakan hasil jerih payah yang memproduksi atau menyediakannya seperti para petani yang menanam padi dan aneka sayur mayur, peternak yang memlihara ternak-ternak yang dagingnya akan kita konsumsi?

7. Karena kita berbeda-beda


Sudah menjadi sunnatullah bahwa manusia diciptakan dengan aneka macam keadaannya. Ada yang menjadi kaya, miskin, ada yang menjadi pandai dan ada yang kurang berpendidikan, ada yang sehat dan ada yang hidup dalam penyakit, dan sebagainya. Bukan kah itu berarti agar kita saling menasihati, memberi, dan saling melengkapi?

Demikianlah tujuh alasan mengapa kita harus memberi manfaat kepada siapapun, kepada manusia, hewan, maupun alam yang sejatinya juga akan kembali untuk kemashlahatan manusia. Berkontribusilah pada kehidupan ini, sekecil apapun, dan apapun yang kita sanggupi, apapun potensi kita, gunakanlah itu sebagai sarana untuk berbagi manfaat. Jangan pernah meremehkan kebaikan sekecil apapun, meski hanya menyingkirkan paku-paku yang bertebaran di jalan. Yuk sahabat, kita saling memberi manfaat pada sesama.

tulisan tahun lalu, repost (
Rzqn/averbrain.net) - See more at: http://www.ruangfachriza.com/2012/03/7-alasan-mengapa-kita-harus-menebar.html#sthash.n0P8wj5j.dpuf

Seni dan Kehidupan

Beberapa abad terakhir, seni menjadi suatu hal yang begitu menarik dan mendapatkan apresiasi yang tinggi. Seni merupakan ekspresi jiwa yang tertuang dalam beraneka media. Bisa diartikan dengan sederhana bahwa segala hal yang mengandung unsur keindahan atau estetika, itulah seni. Seni sudah menemani sejarah perjalanan hidup manusia sejak dahulu, lihatlah betapa banyak peninggalan-peninggalan dari prasejarah yang berupa cap telapak tangan di dinding-dinding gua, maupun lukisan-lukisan dinding. Begitu juga beragam motif pada peralatan berbagai suku dan bangsa. Setidaknya hal tersebut membuktikan kemungkinan bahwa seni yang pertama kali muncul adalah seni rupa dua dimensi.

Seni merupakan ekspresi jiwa. Semakin hari, manusia semakin kompleks permasalahan hidupnya, sehingga untuk mengekspresikan segala macam perasaannya, kini telah berkembang pesat berbagai macam seni. Dahulu hanya bisa dijumpai seni rupa baik dua dimensi maupun tiga dimensi berupa patung maupun seni arsitektur, lalu seni musik, seni drama, dan seni tari. Kita bisa jumpai bahwa sekarang ada beraneka macam hal yang menjadi cangkupan dalam definisi seni, mulai dari seni grafis modern, seni pertunjukan, seni dalam kepenulisan yang melahirkan sastra, bahkan beladiri yang telah ada sejak berabad-abad lalu kini mendapat gelar sebagai seni beladiri karena adanya unsur keindahan dalam gerakan para pegiat beladiri tersebut. Seni tata boga, bagaimana sebuah hidangan tak hanya sedap di hidung dan di lidah, namun memiliki penataan yang indah dan menarik mata anda. Bahkan pornografi pun dianggap seni oleh sebagian kalangan, yang tentu saja ini sangat melanggar norma dan etika agama maupun masyarakat yang ada.

Sekarang, coba lihat sekeliling anda, cukup didalam kamar saja. Ada berapa banyak benda yang berkaitan dengan seni? Apakah anda termasuk  yang berpikir sampul buku-buku anda itu tidak ada nilai seninya? Lihat betapa indah dan menarik warnanya. Kita bisa lihat bagaimana desain lemari pakaian anda, baju yang anda kenakan, bahkan kitab suci kita dibungkus dengan sampul dan motif yang luar  biasa tinggi nilai seninya. Belum lagi, sejumlah file mp3 yang ada di handphone dan laptop anda. Ups, hampir kita lupa, bahwa sekarang beragam permasalahan dalam kehidupan anda menuntut adanya seni. Ya, bagaimana anda memecahkan masalah, bagaimana anda memimpin suatu masa juga merupakan seni yang patut diasah. Jadi, mungkinkah hidup anda tanpa seni? (Rizqon)
repost dari averbrain.net, tulisan saya tahun lalu.